kadang-kadang
:untuk tetangga kamarku yang menyukai ice capucino?
:untuk tetangga kamarku yang menyukai ice capucino?
^Roe Salampessy^
Aku, kadang-kadang selalu berpikir tentang jalan hidup yang berjalan seiring garis imajinasi kita, tapi kadang-kadang aku menganggap itu hanyalah sebuah utopia. Kadang-kadang sebuah pertemuan, aku anggap hanya sebuah kebetulan, tapi kadang-kadang juga aku tak meyakini presepsi itu, aku selalu menganggapnya kesengajaan. Seorang sufi pernah berkata "gerak tubuh seorang hamba karena atas izin roh-nya, dan gerak Roh itu atas izin Tuhan-nya", ya, aku selalu meyakini kalau pertemuan itu selalu atas izin dari Rabb-ku.
Aku selalu mengganggap hidup itu seperti menyusun puzzle! kadang-kadang aku terjebak dengan lembaran-lembaran puzzle yang tampak sama, lalu berusaha membentuk lembaran-lembaran puzzle itu menjadi satu lembaran kehidupan yang sempurna. Tapi, kadang-kadang apa yang aku harapkan saat menyusun puzzle itu bisa berantakan seketika dalam hitungan detik, Ada saja tangan-tangan jahil yang membongkar susunan puzzle yang mulai terbentuk itu. Akupun selalu berpikir hidup ini ibarat mimpi-mimpi yang bersambung setiap kali kita pulas dipundak waktu, dan saat kita terbangun, semua itu telah sirna seiring kehidupan nyata yang menunggu kita. Kadang-kadang mimpi itu ingin kita realisasikan, tapi kadang-kadang dia terbentur dengan tembok ego yang mengekang eksistensi kita.
Aku, kadang-kadang ingin memarahi waktu yang berlalu begitu cepat, lalu menamparnya dengan tanganku sendiri. Tapi kadang-kadang aku selalu berpikir "bukankah banyak manusia yang terjatuh dalam lembah kebodohan karena menyia-nyiakan waktu". Aku, kadang-kadang ingin bersekutu dengan sang waktu, tapi kadang-kadang egoku menolak untuk didikte waktu. kadang-kadang pula aku menyesal karena waktu begitu tega menggilas semua kenangan yang terbentuk dimasa lalu, walau kadang-kadang aku dibuat terpesona dengan cara waktu mengelolah perbedaan-perbedaan menjadi cerita menarik. Subhanaullah..!!!
Aku, kadang-kadang sempat berpikir agar DIA mencabut saja nyawaku, tapi kadang-kadang aku tersadar "bukankah Tugasku sebagai KhalifahNYA belum aku tuntaskan dimuka bumi ini". masih banyak tugas-tugas mulia yang tertunda karena kelalaianku sebagai HambaNYA.
Aku juga kadang-kadang berpikir tentang kebencian terhadap sesama manusia. tapi kadang-kadang aku mempertanyakan kebencian itu sendiri "bukankah orang yang membenci adalah orang yang jauh dari rahmat Allah". Ya, kebencian tak seharusnya ada.
Aku, kadang-kadang berpikir, kalau hidup adalah sebuah lelucon yang kita ciptakan sendiri. tapi kadang-kadang aku tak percaya dengan lelucon-lelucon itu, bukankah kita memiliki garis takdir masing-masing yang telah tertulis di lauhul mahfuds. walaupun aku sempat bertanya tentang eksistensi takdir itu sendiri, yang kadang-kadang membuatku terjebak saat memaknai realita hidup yang tak sesuai dengan keinginanku. Kadang-kadang aku mencela garis nasibku yang berbeda dengan manusia-manusia lain, tapi kadang-kadang aku dibuat berpikir "bahwa seseorang dinilai di mata Allah bukan karena kekayaan, kecantikan, ketampanan, kedudukan dan status sosialnya, melainkan karena Akhlaknya". Kadang-kadang hal inilah yang selalu membuatku mencintai garis nasib sendiri.
Aku, kadang-kadang bertanya tentang komitmen dalam hidup, tentang apa saja (cinta, pekerjaan, hubungan persahabatan, hubungan keluarga dan hubungan dengan manusia lainnya) "apa perlu kita berkomitmen"? untuk beberapa hal memang perlu ada komitmen, tapi kadang-kadang akupun berpikir "apakah komitmen saja sudah cukup?". Aku pernah terjebak dengan sebuah komitmen, komitmen yang telah menjebakku dalam sebuah labirin ketidakpastian. Kadang-kadang aku terjerembab, bahkan sulit menemukan jalan keluar dari labirin itu, aku tersesat untuk waktu yang lama, lalu kembali lagi pada tempat semula dan aku berhenti mencari jalan keluar itu. Namun ketika ada seseorang yang meyelamatkan aku dan membawaku keluar dari labirin ketidakpatian itu, akupun mengucapkan terima kasih untuknya. Walaupun kadang-kadang sang penyelamat tak selamanya menjadi penyelamat kita. Ya, itu tadi, aku lagi-lagi takut terjebak dalam labirin ketidakpastian dan akhirnya harus menunggu lama, mengharapkan penyelamat yang lain datang dan mengeluarkan aku untuk kedua kalinya dari labirin yang sama.
Aku, kadang-kadang berpikir tentang defenisi, interpretasi, sudut pandang dan paradigma yang terbentuk untuk hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Kadang-kadang apa yang dipikirkan hari kemarin tak selamanya sinkron dengan hari ini apalagi hari esok. Semua defenisi, interpretasi, sudut pandang atau paradigma itu selalu mengikuti arus peradaban yang terbentuk mengikuti watak manusia, sifat, karakter, dan suasana hatinya. Walaupun kadang-kadang aku berpikir "bahwa tak selamanya defenisi, interpretasi, sudut pandang, dan paradigma hari ini lebih baik dari hari kemarin". bahkan bisa jadi semua yang hari ini atapun esok lebih buruk dari hari kemarin.
Aku, kadang bertanya-tanya tentang permulaan dan akhir dari sebuah cerita. Kadang-kadang kupikir kisahku dengan seseorang barulah dimulai ketika rasa itu mulai terbentur egoisme lingkungan disekitarku, aku mencoba memulai cerita itu dengan tantangan yang ada. Tapi kadang-kadang saat aku akan memulai cerita itu, segalanya tampak berakhir. Aku bingung. Awal dan akhir bisa terdistorsi oleh Fluktuasi perasaan. Padahal, kadang-kadang aku berpikir selama bumi masih berputar dan matahari masih bersinar, bukankah cerita itu belum berakhir hingga Allah Yang Maha Kuasa memutuskan Akhir dari cerita itu. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini.
Aku, kadang-kadang berpikir tentang perjuangan mempertahankan rasa, tapi kadang-kadang aku harus berhadapan dengan tatapan sinis manusia-manusia egois disekelilingku, kadang-kadang aku takut, kadang-kadang juga aku berani, walaupun keberanianku ini sedikit dipaksakan dengan mempertaruhkan ego dan rasa malu. Kadang-kadang aku sering berharap, ada orang yang mau menopang keberanianku ini, tapi kadang-kadang harapanku hanya harapan hampa, dunia seakan berpaling dan mencemoohku dengan keberanianku ini. Ya, mungkin cuma DIA, DIA yang Maha Besar, Rabbku tempat aku gantungkan semua asa dan harapan itu disetiap sujudku disepertiga malam.
Kadang-kadang aku bingung dengan apa yang aku tulis. Seandainya anda bingung dengan tulisan ini.. Maafkan aku.! Aku hanya ingin menuliskan apa yang memang seharusnya ditulis. Buat aku, menulis adalah ekspresi rasa yang tertuang lewat kata-kata untuk mengurai benang kusut yang mengikat tak beraturan di otak'ku. Dengan pena-lah! aku ingin belajar memaknai hidupku sendiri. (Roe)
*untuk tetangga kamarku:
"Aku tak pernah menghilang...!!!
Aku selalu disini. menunggumu dengan segelas ice capucino!!
==========================================
AWARDS..!!!
Lagi, lagi dan lagi.. saya kebagian award dari seorang blogger sahabat saya di dunia maya ini. sebenarnya award ini udah lama bergentayangan di dunia maya (sering lihat diblog-blog yang lain) hehe.. tapi entah kenapa baru mampir ke tempat saya. okey.. thanks untuk Dnahdiar, seorang pujangga muda yang menurutku hebat dalam merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat indah.
sebenarnya ada beberapa pilihan award yang ditawarkan, hmm.. dengan intuisi dan feeling yang saya punya, akhirnya award inilah yang aku pilih..!!

ini adalah TAG PERSAHABATAN.
semoga persahabatan ini tetap terjalin didunia maya, walaupun mungkin kita tak pernah bertatap muka secara langsung.!
oyah... sama seperti award sebelumnya. award ini gak saya lanjutkan ke blogger-blogger yang lain. ini adalah peraturan sepihak dari saya. harap maklum mas Dnahdiar. hehe..