-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semua Tulisan yang kurang bagus ini hanyalah sebuah proses belajar untuk memahami realita diriku dan dunia luar. Selamat menyelam dalamnya lautan ideku dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang bisa saja objektif dan bisa pula subjektif. Kebenaran hanyalah Milik Allah Subhana Wa Ta'ala semata. Semoga tulisan-tulisan dalam blog ini Bermanfaat bagi kita semua. aamiin
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Opini

17 Januari, 2008

SOEHARTO dan Tempe Tahu
oleh : Roe Salampessy


Ada dua persoalan besar yang akhir-akhir ini mewarnai pemberitaan media masa Nasional, yang pertama adalah kondisi kesehatan mantan Presiden Soeharto serta polemik sekitar status hukumnya, dan kedua adalah persoalan kacang kedelai (bahan baku pembuat Tempe tahu) yang tiba-tiba mengalami lonjakan harga dipasaran. Dua persoalan yang berbeda, namun kemunculannya yang secara bersamaan ini perlu ditarik benang merah keterkaitannya, walau sepintas korelasi kedua persoalan ini tidaklah relevan bahkan terlalu jauh mengaitkan satu sama lain, akan tetapi bila kita mau menganalisanya dengan merujuk pada historikal politik pasca lengsernya mantan penguasa Orde Baru ini, kita akan melihat setiap kejadian atau gejolak-gejolak yang terjadi di negeri ini baik gejolak politik, ekonomi, sosial dan budaya, maka kita akan menemukan kejanggalan-kejanggalan yang absurditas. Percaya atau tidak, setiap kali Mantan Presiden Soeharto akan disidangkan atau minimal ada polemik sekitar status hukumnya selalu dibarengi dengan gejolak-gejolak yang terjadi di negeri ini.

Disinilah kemudian kecurigaan saya muncul akan campur tangan Keluarga Besar Cendana yang terorganisir secara rapi. Ternyata negeri ini belum sepenuhnya di perintah dari Istana Negara yang katanya telah Reformis, namun kekuasaan sebenarnya masih disetir dari Istana Cendana. Istana Cendana yang saya maksud bukanlah rumah dikawasan Cendana yang ditempati Soeharto, namun sebuah organisasi spontan yang terbentuk dari kalangan yang masih setia dengan Mantan Presiden Soeharto (Mulai dari Keluarga besarnya, elit-elit politik ORBA yang masih eksis hingga kini, sebagian perwira-perwira Militer yang menjadi anak kesayanganmya, para pengusaha yang menjadi partner bisnisnya, serta para kroni-kroninya yang masih setia hingga kini), semuanya tersebar dari sabang sampai merauke.

Pertama, mari tengok kembali gejolak yang tejadi pada tahun-tahun pasca lengsernya Soeharto dari tampuk kekuasaan. Demonstrasi terjadi dimana-mana menuntut pemerintahan yang baru mengusut tuntas kekayaan Soeharto dan mengadilinya karena penyalahgunaan kekuasaan selama 32 tahun. Belum sempat Soeharto diproses secara hukum, Pemerintah dikagetkan dengan Konflik berdarah di Ambon (Maluku) awal tahun 1999, disusul Sambas (kalimantan) dan kemudian pertikaian berdarah diPosso (Sulawesi tengah), gejolak ini beriringan dengan ancaman disentegrasi bangsa yang terjadi diberbagai wilayah Nusantara. Untuk sementara kasus Soeharto dipinggirkan Pemerintah, elit-elit politik, dan rakyat. Saat itu pemerintah disibukan mengurusi gejolak-gejolak sosial yang tengah terjadi. Inilah peranan Istana Cendana untuk mengalihkan pandangan semua elemen bangsa, keberhasilannya membungkam mulut Pemerintah merupakan sukses pertama yang terus berlanjut hingga sekarang.

Kedua, setelah gejolak-gejolak tersebut dapat dieliminisir perlahan-lahan, Polemik barupun muncul kemudian mengenai Status Hukum mantan Presiden Soeharto. Namun sekali lagi, gejolak barupun muncul ditengah keseriusan Pemerintah mengusut tuntas Kasus Mantan Presiden Soeharto ini. Beragam Gejolak Politik terjadi pada masa-masa tersebut, Baku Hantam di Senayan antar elit politik serta isu Kepemimpinan Nasional yang mengemuka dikalangan PARPOL dan rakyat, serta Gejolak Ekonomi yang ditandai dengan Naiknya Harga BBM dan bahan-bahan pokok lainnya. Akhirnya Kasus Soeharto-pun Hilang ditelan bumi, Istana Cendana kembali menyetir arah perjalanan bangsa. Rakyat dibuat tak berdaya dengan gejolak-gejolak yang sedang terjadi. Demonstrasi berubah haluan, dari menuntut soeharto menjadi menuntut pemerintahan yang baru akan gejolak ekonomi yang sedang menyengsarakan rakyat. Bahkan ada sebagian rakyat yang mulai membandingkan masa kepemimpinan Soeharto dengan masa Reformasi sekarang. Pemerintah Reformasi dihujat dan Orde Baru dieluk-elukan. Keberhasilan Propaganda ini menjadikan Soeharto selamat untuk sementara, walaupun ada sebagian kecil rakyat dan mahasiswa yang tetap idealis meneriakan pengusutan tuntas kasus Mantan Presiden Soeharto, namun percikannya tak terlalu mengusik kalangan Istana Cendana.

Terakhir, adalah gejolak yang barusan terjadi di akhir Tahun 2007 dan awal tahun 2008 ini. Ketika Soeharto jatuh sakit dan kasusnya mulai diungkit lagi, Rakyat dikagetkan dengan tindakan Pemerintah yang kurang populis dengan memutus subsidi Kacang kedelai. Bahan baku pembuat tempe tahu ini merupakan konsumsi berjuta-juta rakyat Indonesia yang harganya murah meriah dipasaran, tiba-tiba melonjak dan sulit ditemui dipasaran.

Nah..Dengan merujuk perjalanan Reformasi yang baru berusia hampir 1 dekade ini serta berbagai gejolak yang terjadi, maka sangat mungkin persoalan Tempe tahu ini merupakan intrik Istana Cendana untuk mengalihkan perhatian rakyat dengan mengintervensi pemerintah agar memutus subsidi kacang kedelai. Urusan perut inilah yang coba disetting Istana Cendana agar Soeharto tak lagi diusik. walaupun gejolak ekonomi ini baru berusia beberapa minggu namun dampaknya secara politis akan kita lihat dalam beberapa hari kedepan. Seandainya gejolak ekonomi ini tak berhasil mengalihkan pandangan pemerintah dan rakyat, maka jangan kaget bila dalam waktu dekat akan muncul gejolak-gejolak baru (semoga tidak).

Diakhir tulisan ini, sekali lagi bahwa analisa yang saya paparkan diatas hanyalah sebuah kecurigaan terhadap eksistensi Keluarga Cendana yang selalu lolos dari jeratan hukum. Walaupun realitasnya ada beberapa orang dari Istana Cendana yang telah dipenjara dan dituntut atas berbagai kasus, namun buat saya itu hanyalah proses kambing Hitam untuk menyelamatkan aset-aset lainnya, dan tentunya sebagai tumbal keperkasaan Soeharto yang masih kharismatik dimata semua antek-anteknya.

Kita lihat saja, apakah disisa hidup Mantan penguasa Orde baru ini ada Presiden yang berani dan sukses mengusut tuntas kasus-kasusnya. Semoga ada..!! (ROE)

0 KOMENTAR: