-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semua Tulisan yang kurang bagus ini hanyalah sebuah proses belajar untuk memahami realita diriku dan dunia luar. Selamat menyelam dalamnya lautan ideku dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang bisa saja objektif dan bisa pula subjektif. Kebenaran hanyalah Milik Allah Subhana Wa Ta'ala semata. Semoga tulisan-tulisan dalam blog ini Bermanfaat bagi kita semua. aamiin
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Thank's TO ALLAH SWT

20 November, 2007

(Kudedikasikan buat siapa saja yang sedang berjuang menaklukan kerasnya hidup)

Jika kau merasa Lelah dan tak Berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia...
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

ketika kau sudah menagis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
Allah SWT telah menghitung air matamu.

Jika kau Pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang Menunggu bersama denganmu.

Jika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk....
Allah SWT selalu berada disampingmu

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT punya Jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan....
Allah SWT dapat menenangkanmu

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan......
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur........
Allah SWT telah memberkatimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban....
Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi....
Allah SWT telah membuka Matamu dan memanggilmu dengan Namamu.

Ingat Bahwa dimanapun kau dan kemanapun kau menghadap
Allah SWT selalu Tahu.

KOMENTAR

11 November, 2007

Pattimura, Kapitan Seribu Rupiah
(Antara Diskriminasi heroisme dan filosofis Bank Indonesia)
by: Roe salampessy

Siapa sih yang tidak mengenal uang atau duit? Kita semua tentu tahu dan pernah meggunakannya, anak usia balita-pun kadang sudah memahami fungsi uang sebagai alat tukar, untuk membeli permen, coklat dan lain sebagainya. Secara fisik, uang yang lazim kita gunakan adalah berupa selembar kertas dan sekeping logam bulat.

Namun, pernakah kita berfikir! kenapa disetiap lembaran uang kertas atau recehan uang logam selalu dipasang gambar wajah para pahlawan atau tokoh-tokoh sejarah suatu Negara? Dibelahan Negara manapun didunia ini, kita pasti menemukan fenomena tersebut. Di Amerika Serikat Misalnya, hampir sebagian besar uang kertas di Negara tersebut memasang wajah tokoh-tokoh pendiri Negaranya dari George washington, Tommas Jefferson, Jhony Adams, dll.

Di Negara kita, uang lembaran seratus ribu Rupiah (Rp. 100.000) sebagai batas nominal terbesar uang kertas tercetak wajah Tokoh Proklamator bangsa ini; Soekarno dan Hatta, sedangkan di lembaran lima puluh ribu (Rp.50.000) ada wajah I gusti Ngurah Rai dari Bali yang menggantikan wajah mantan Presiden Soeharto beberapa waktu lalu. Di lembaran Rp 20.000 ada Otto Iskandar Dinatta, Rp.10.000 ada Sultan Mahmud Badarudin II, Rp.5000 ada Tuanku Imam Bonjol, dan nominal yang terkecil adalah lembaran uang Rp.1000 ada wajah Kapitan Pattimura, Sang pahlawan dari tanah Maluku.

Disinilah letak Fenomenanya sekaligus mengundang Kontroversial. Bank Indonesia (BI) sebagai Lembaga Tertinggi yang mempunyai Hak Mencetak dan Mengedarkan uang di Negara kita, tentu memiliki alasan kuat dan pendapat tersendiri mengenai pahlawan mana yang dipilih, penempatan urutan pahlawan dalam setiap lembaran uang kertas dari nominal terendah sampai nominal terbesar.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, Filosofis dari Bank Indonesia (BI) yang memilih sebagian pahlawan dan meniadakan pahlawan yang lain dalam mencetak lembaran uang kertas berwajah para Pahlawan atau tokoh-tokoh Nasional. Kenapa Soekarno-Hatta harus dilembaran Rp.100.000, dan Igusti Ngurah Rai di lembaran Rp.50.000, sedangkan Tuanku Imam Bonjol di Rp.5000 lebih rendah dibandingkan Otto Iskandar Dinatta di lembaran Rp.20.000 dan Sultan Mahmud Badaruddin II di lembran Rp.10.000. Mengapa pula Kapitan Pattimura yang dipilih untuk menjadi cover lembaran Rp.1000 yang nominalnya sangat kecil dibandingkan dengan semua Lembaran uang kertas yang ada.

Sebagai Generasi Muda Maluku, tentunya saya bangga dan sedikit heran(?). Bangga Karena Pahlawan dari tanah maluku (Kapitan Pattimura) setidaknya dihargai Heroisme-nya ketika mengusir Penjajah Belanda dari Bumi pertiwi ini. Dan Heran, Kenapa Pahlawan dari tanah Maluku ini cuma dihargai dilembaran uang Rp.1000.? Apakah Kontribusi dan perjuanggannya tidak sehebat Tuanku Imam Bonjol di Lembaran Rp.5000, atau tidak setangguh Sultan Badaruddin II (Rp.10.000), Otto Iskandar Dinatta (Rp.20.000), dan I Gusti Ngurah Rai di lembaran Rp.50.000, ataukah karena Pattimura Hanyalah Pahlawan yang jauh di ujung Timur Nusantara sana, sehingga lembaran Rp.1000 sudahlah cukup dan pas untuk menggambarkan kontribusinya. (??????).

Semua orang tentu memiliki persepsi masing-masing, mungkinkah prioritas yang di pakai BI (Bank Indonesia) untuk menentukan Pahlawan mana yang dipilih menggunakan Analisa ala Michael H. Hart dalam karya Kontroversialnya "Seratus Tokoh Yang paling Berpengaruh di Dunia" dengan menempatkan urutan tokoh sesuai kontribusi dan pengaruhnya dalam mempengaruhi jalannya sejarah dunia, ataukah BI hanya asal cetak dan menentukan siapa pahlawan yang dipilih sesuai keinginannya. Secara Filosofis, kita kembalikan persolaan ini kepada BI selaku Legitimasi pemerintah untuk memproduksi uang kertas maupun uang logam.

Marilah kita berfikir kritis mengenai fenomena ini, secara Matematis 1000 x 100 = 100.000, Kapitan pattimura x 100 = Soekarno-Hatta. Logikanya ; seratus kali kepahlawanan Pattimura sebanding dengan sekali Kontribusi Soekarno Hatta untuk negeri ini, sedangkan Lima puluh kali kegigihan Pattimura mengusir penjajahan Belanda hanya sebanding dengan sekali kontribusi I gusti Ngurah Rai. Begitupun dengan Pahlawan-pahlawan lain-nya yang ada di lembaran Rp.5000, Rp.10.000. dan Rp.20.000, Pattimura memiliki Kontribusi yang kecil sekali bila menggunakan logika matematika ini.

Secara Matematis, Barangkali tidak ada Pemaknaan yang eksistensial, Namun dibalik makna filosofis, terlihat adanya Diskriminasi Heroisme terhadap sebagian Pahlawan Negeri ini.! entahlah.......!

Tulisan ini tidaklah mengajak kita untuk membangun primordialisme atau sentimen kedaerahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun sekedar  mengomentari sebuah fenomena yang ada di sekeliling kita, terkadang ada hal-hal kecil yang luput dari pandangan kita, akan tetapi bisa menjadi persolaan besar ketika hal-hal kecil tersebut tidak diperhatikan.



Negara Kita adalah Negara Besar yang kaya akan keragaman Budaya, suku bangsa dan Agama. Alangkah bijaknya Pemerintah melalaui BI (Bank Indonesia) melihat fenomena kecil ini sebagai sebuah masalah fundamental, karena Keutuhan Bangsa dan Negara sesungguhnya terletak ditangan Daerah-daerah.


Sekedar usulan saja buat BI, mungkin ada baiknya cover wajah Para pahlawan di lembaran uang di negeri ini diganti saja dengan sesuatu yang lebih menggambarkan Ke-Bhineka Tunggal Ika-an Indonesia. (ROe)

OPINI

02 November, 2007

PILKADA MALUKU
Penipuan Menuju Kekuasaan
Oleh : Roe Salampessy


Sebentar lagi Provinsi Maluku akan Memasuki gerbang Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Provinsi (PILGUB), sebuah babak baru menuju Maluku yang bebas dari konflik horisontal yang terjadi beberapa waktu lalu. Mengingat Pesta Demokrasi ini adalah yang pertama di maluku semenjak sistem pemilihan beralih ke suara rakyat secara langsung dan bukan melalui wakil rakyat, maka penyambutan Pesta ini (PILKADA) sudah disiapkan jauh-jauh hari. Suhu Politikpun memanas dalam sekejap yang berakibat rawannya konflik kepentingan. Maluku jadi perhatian publik seketika, harap-harap cemas menanti Pesta Terakbar di kawasan tersebut. opini dan analisa menjadi santapan hari-hari rakyat Maluku, dari pakar politik, pemerhati sosial, kaum muda intelektual, hingga kalangan akar rumput (Rakyat kecil). Harapan tinggipun diusung beberapa kandidat untuk membawa maluku kearah yang lebih baik, harmonis, sejahtera, aman dan damai. Lobi-lobi politik pun dilakukan demi mulusnya jalan kearah kekuasaan, hingga pemilihan tim sukses yang akan menjalankan agenda besar yang bernama kampanye. Isu-isu seputar visi misi, pasangan calon kepala daerah, serta kendaraan politik yang akan digunakan telah menggema sebelum masa kampanye. Akhirnya dapat dilihat, kampanye kotor dan licik (Black Campaign) telah terjadi dalam rentang waktu yang panjang. Inilah duri dalam Demokrasi yang merusak proses Pilkada yang JUJUR dan ADIL. Dalam Hal ini sebenarnya Tim sukseslah yang menjadi Biang Keladi pertarungan yang tak sehat ini.

Kata pepatah "Siapa yang Cepat dia yang dapat" mungkin sering dipraktekan oleh pelaku-pelaku politik dinegeri ini tanpa rasa malu.

Masih segar dalam ingatan kita, Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten atau kota di Maluku beberapa waktu lalu, meninggalkan jejak rekam yang sungguh ironis, Pesta demokrasi ini menjadi arena gontok-gontokan antar pendukung, Chaos terbuka tak terelakan. Korban jiwa dan materi serta kerusakan fasilitas menjadi pemandangan yang memprihatinkan di tengah harapan lahirnya pemimpin daerah yang demokratis. Namun sekali lagi, alih-alih mencari kepala daerah yang kredibel dan terpercaya, justru Pilkada menjadi ajang Tipu menipu. Tak jarang sengketa Pilkada Kab/kota ini sampai ke meja hijau.

Belajar dari setiap kasus PILKADA didaerah lain, tampaknya sulit sekali menemukan seorang calon Kepala Daerah yang benar-benar bersih menjalankan Pesta Demokrasi ini. Penipuan, Janji Palsu, penampilan yang pura-pura Kharismatik, hingga perbuatan yang sok berjiwa sosial adalah bagian kecil dari trik dan intrik yang dipakai untuk merebut simpati Rakyat. Dan terbukti cara-cara seperti ini sering manjur dan mumpuni ketimbang melalui pendekatan yang bersih, jujur dan adil.

Bertolak dari realita tersebut diatas, saya mengusulkan kepada pasangan Calon Kepala Daerah Maluku yang akan bertarung dalam pemilihan nanti (PILGUB MALUKU), ada baiknya gunakan saja cara-cara kotor untuk mengelabui rakyat, bohongi mereka dengan janji-janji palsu, pura-puralah berjiwa sosial dengan menyantuni wilayah-wilayah yang dianggap basis suara, saya yakin kemenangan tinggal didepan mata. Terbukti dana yang besar tak mampu memenangkan sebagian Calon Kepala Daerah yang tetap menggunakan cara-cara bersih dan jujur. Rakyat kita adalah rakyat yang gampang dibodohi, pembelajaran Politik kepada mereka (rakyat) hanyalah bersifat teoritis dan wacana kosong. Halalkanlah segala cara guna meraih Kursi kekuasaan.

Kepada Rakyat Maluku yang menjadi objek dan sasaran Pesta Demokrasi ini, Tidak perlulah berharap terlalu tinggi memiliki seorang Pemimpin yang amanah terhadap suara rakyat, karena sama saja mencari jarum disetumpukan jerami. Semua Calon yang akan mengikuti PILGUB ini hanyalah penipu-penipu yang punya kepentingan.

Saran saya untuk rakyat Maluku gunakanlah hak suara anda dengan bijak, apabila ada calon yang mau menggunakan "money Politik" dalam kampanye dengan menyogok atau membayar suara, maka terimalah dana tersebut dengan pura-pura bersikap manis, karena dana seperti itu hanya diterima lima tahun sekali. Setelah terpilih nanti jangan pernah berharap si Calon akan bersikap sosial seperti itu lagi, yang ada hanyalah kepentingan Indivudu, kelompok dan Kroni-kroninya. Maka dari itulah, kepada Rakyat Maluku saya menghimbau agar perilaku anarkis dengan pelampiasan emosional yang berlebihan akibat calon yang didukungnya kalah dalam pemilihan nanti tidak perlu terjadi, karena sebenarnya anda hanyalah objek kepentingan dari iklim Demokrasi yang terkenal ganas ini dalam label PILKADA.

Ajakan ini sengaja saya sampaikan, karena telah muak dengan perilaku Politikus di Indonesia pada umumnya dan Maluku pada Khususnya yang tidak sadar-sadarnya membohongi rakyat dengan janji Palsu, menipu mereka dengan bualan-bualan kosong lewat orasi-orasi kampanye, dan membantu mereka dengan ketidak-ikhlasan melalui penyaluran-penyaluran SEMBAKO dan lain-lain.

Akhir kata, Kita tentunya berharap PILKADA Maluku jauh dari kecurangan, sehingga Calon yang terpilih nanti mampu Menakhodai kapal besar yang bernama MALUKU ini hingga sampai pada tujuannya lima tahun kedepan. semoga..... (ROE)