-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semua Tulisan yang kurang bagus ini hanyalah sebuah proses belajar untuk memahami realita diriku dan dunia luar. Selamat menyelam dalamnya lautan ideku dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang bisa saja objektif dan bisa pula subjektif. Kebenaran hanyalah Milik Allah Subhana Wa Ta'ala semata. Semoga tulisan-tulisan dalam blog ini Bermanfaat bagi kita semua. aamiin
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

OPINI

23 Desember, 2007

Tuhan, Apa Agama-Mu.?
oleh : Roe Salampessy

Judul diatas adalah pertanyaan kritis dari seseorang yang penulis temui di atas Kereta api (KA) dalam perjalanan Jakarta-Jogja beberapa waktu lalu, seseorang yang kehilangan keyakinan akan adanya Tuhan dan memilih menjadi seorang Atheis, walaupun di KTP-nya tertulis beragama Islam, namun menurut dia itu hanyalah simbol untuk kelengkapan data-data KTP semata. Mungkin ini pilihan dia sebagai seorang anak manusia, namun penulis  berharap semoga suatu saat nanti ada cahaya yang meluruskan perspektifnya tentang Tuhan dan Agama. Insya Allah....

Sesungguhnya kebutuhan manusia akan Agama merupakan kebutuhan primer atau dasar yang berhubungan erat dengan substansi kehidupan, misteri alam, dan hati nurani yang paling dalam dari manusia itu sendiri. Keyakinan terhadap Agama timbul dari kebutuhan untuk mengetahui dirinya dan hakikat eksistensi alam semesta (makrokosmos) dan sekitarnya yang sering menimbulkan pertanyaan terhadap manusia sepanjang usia keberadaan dia di muka bumi ini. Agama adalah suatu sistem nilai yang di akui dan di yakini kebenarannya oleh pemeluknya dan merupakan jalan menuju keselamatan hidup. oleh karena itu beragama merupakan kebutuhan, maka orang yang tidak beragama adalah orang yang tidak memahami esensi kehidupan itu sendiri.

Dalam sejarah, kita mengetahui begitu banyak Agama atau Aliran kepercayaan yang tumbuh dan berkembang, ada yang masih eksis hingga kini dan ada sebagian yang telah hilang di telan zaman. Pada hakikatnya semua Agama atau aliran kepercayaan di manapun didunia ini mempercayai akan adanya suatu kekuatan Ghaib yang mengatur Alam Semesta, walaupun dengan penafsiran yang berbeda-beda. Agama samawi (Islam, Kristen dan Yahudi) mempersepsikan Pengatur Makrokosmos ini dengan sebutan Tuhan (Allah), sedangkan Agama Hindu menyebutnya "Dewa", sementara Agama Budha menyebutnya "sang hyang widhi". Banyak agama dan aliran-aliran kepercayaan di belahan dunia lain selain yang saya sebut diatas menyebut kekuatan ghaib ini dengan sebutan yang berbeda-beda pula. Bahkan Sejarah zaman purba pun tak lepas dari kepercayaan akan adanya kekuatan Ghaib diluar manusia ini, penyembahan matahari dan pemujaan terhadap roh-roh mengindikasikan hal tersebut. Pada prinsifnya, Manusia dari zaman ke zaman sudah menyadari sepenuhnya akan eksistensi Ketuhanan dan menempatkannya dalam kebutuhan mendasar.

Dengan adanya penafsiran yang berbeda-beda ini, maka eksistensi Tuhan pun mengalami persepsi yang berbeda-beda pula dari beragam sudut pandang yang pada akhirnya menjerumuskan manusia dalam perang persepsi, sehingga tak jarang perang persepsi ini memasuki wilayah kritis yang sangat fatal. Dengan nama Tuhan konflik terbukapun tak dapat di elakan, klaim atas kebenaran Agama akibatnya memicu diskriminasi terhadap Agama lain yang berujung peperangan dan pembelaan diri terhadap ajaran agamanya, sehingga lahirlah panatisme buta, yang mana seringkali memantik api anarkisme para penganut Agama.



Sejarah telah mengabadikan konflik horisontal antar umat beragama ini. sebagai contoh - Perang Salib antar umat Islam dan Kristen adalah peristiwa Fenomenal yang bersejarah, konflik ini telah menyulut pertikaian sepanjang zaman dan efeknya sangat luar biasa, karena terasa hingga kini. Konflik-konflik yang muncul di zaman sekarang merupakan representatif dari peristiwa-peristiwa lalu yang kurang lebihnya memiliki muatan dan motif yang sama. Peristiwa serupa juga bukan hanya terjadi antar umat Islam dan Kristen, namun sejarah juga telah mencatat konflik terbuka antara umat hindu dan Budha disaat pertama kali ajaran Budha di siarkan di tanah India. dan banyak pula peristiwa-peristiwa lainnya yang bila kita runut memiliki motif serupa, yakni atas nama Tuhan, Agama dan Keyakinannya.



Dengan nama Tuhan, Sebuah Agama menyatakan Eksistensinya dan meyakini nilai-nilai serta norma-norma ajarannya. Semua Agama meyakini bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah benar. Lantas apa Agama Tuhan...? inilah pertanyaan kritis yang coba di lontarkan seseorang yang penulis temui di kereta itu. Pertanyaan yang sederhana Bukan.? namun setidaknya bisa memicu perdebatan yang tak akan habis-habisnya. Seandainya semua pemuka Agama di dunia ini berkumpul dan duduk dalam satu Forum diskusi, apa yang terjadi..? tentunya adalah perbedaan pendapat mempertahankan Ego masing-masing.

Sebagai seorang Muslim, tentunya penulis meyakini Allah sebagai Tuhan dan pengatur Makrokosmos, tapi apakah keyakinan penulis bisa diakui oleh orang-orang yang Non Muslim.? Tentu tidak.! karena mereka memiliki keyakinan sendiri. Namun lewat tulisan singkat ini penulis  hendak memberikan sedikit tanggapan atas pertanyaan yang menurut penulis adalah pertanyaan Lucu dan Konyol tentang Apa Agama TUHAN..?


pertama, Bahwa menurut penulis TUHAN tidak beragama, yang berAgama hanyalah Manusia, Tuhan adalah Tuhan bagi semua umat manusia, Alasannya; Seandainya Tuhan beragama, tentunya Agama lain akan dimusnahkan karena melanggar perintahnya.
kedua, Karena penulis beragama Islam, maka informasi tentang Tuhan adalah lewat Al'Qur'an. Dalam surat Al Fatihah, Allah menyebut dirinya Rabbil Alamin (Tuhan Semesta Alam), dari sinilah penulis meyakini bahwa Tuhan adalah milik semua yang ada di alam semesta ini.
Ketiga, Tentang Informasi berikutnya dalam Al'Qur'an Allah menyebut Islam sebagai Agama yang diridhoi (lihat Al'maidah,03). informasi ini menyatakan tentang Islam sebagai Agama yang di Legitimasi langsung oleh Tuhan sebagai Agama yang benar, lurus, dan satu-satunya Jalan menuju kepada-NYA. Dan menegaskan kepada kita semua bahwa Tuhan bukan beragama Islam, namun meridhoi Islam sebagai Agama yang benar. 


Ketiga alasan diatas sudah cukup untuk menjawab pertanyaan orang tersebut dari persepsi penulis yang kebetulan beragama Islam.



Dan terlepas dari ketiga Alasan diatas, Al'qur'an pun mengajarkan kita tentang Toleransi terhadap Agama lainnya (lihat Surah Al-Kafirun). Sehingga rasa saling menghormati dan menghargai sesama manusia itu ada, karena sesungguhnya kita semua (manusia) adalah mahkluk ciptaanNya yang disebarkan di muka bumi ini berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk menjadi KhalifahNya.



Akhirnya, sebagai muslim dengan spirit surah Al'Kafirun marilah kita bangun Dunia ini tanpa kekerasan dan kebencian. Hilangkan Konflik ATAS NAMA TUHAN, sehingga kedamaian yang diimpikan semua Agama bisa terwujud. Semoga Kita semua umat Beragama bisa melihat Sejarah sebagai informasi Edukatif, sehingga pertikaian atas nama Tuhan tidak lagi menjadi momok mengerikan dizaman modern ini. Karena sesungguhnya pertikaian itu hanya  menciptakan kesengsaraan yang berkepanjangan bagi spesies bermoral yang bernama manusia ini.

HOW ABOUT YOU.???? (ROe)

10 KOMENTAR:

Unknown mengatakan...

"marilah kita semua (umat Manusia) membangun Dunia ini dengan tanpa kekerasan dan saling membenci",

Gw suka kata-katanya

Chy mengatakan...

karen Amstrong : Umat kristen sudah memupuk ketakakutan Terhadap kaum muslim sejak perang salib...!!!ana kira STIGMA Negatif terhadap muslim harus diluruskan dahulu untuk merealisasikan cita2 bang Roe membangun dunia tanpa kekerasan dan saling membenci...ibarat pepatah tak kenal maka tak sayang..!!!

Anonim mengatakan...

islam adalah kepasrahan total di hadapan Sang Pencipta langit dan bumi

ipam nugroho mengatakan...

Tidak ada kenikmatan di dunia ini selain kenikmatan mengenal Sang Pencipta lebih dekat, sehingga tidak ada keraguan di dalamnya

Eucalyptus mengatakan...

Setuju.... jangan hidup di dunia ini diisi dengan kebencian dan kekerasan. Damailah di bumi......

Anonim mengatakan...

'Karena beragama merupakan kebutuhan, maka orang yang tidak beragama adalah orang yang tidak memahami esensi kehidupan itu sendiri.'

jujur saja, saya agak kurang setuju dengan pendapat ini. 'tuhan' dan 'agama', adalah dua hal yang sama sekali berbeda. dimana 'tuhan' adalah sebuah 'esensi'. sementara 'agama' adalah 'jalan'.

dengan begitu, (menurut saya) yang menjadi kebutuhan dasar manusia adalah 'tuhan' (bukan 'agama'). karena manusia membutuhkan sebuah proyeksi sebagai lintasan berlari dari pertanyaan-pertanyaan yang tak terpecahkan.

Namun pada hakekatnya, saya setuju dengan ajakan anda, hilangkan konflik atas nama tuhan, juga atas nama apa saja. damai di bumi damai di hati.

salam ...

*temui juga sedikit tentang tuhan di sini

ROe Salampessy mengatakan...

---> mas lintang lanang :
thank's mas untuk masukannya, apa yang mas lintang katakan itu mungkin menurut jalan berpikirnya, tapi menurut saya juga beda.

pemahaman mas lintang sedikit berbeda dengan saya menyangkut Tuhan dan Agama. jadi saya pikir inilah dinamika berpikir seorang manusia.

saya gak merasa benar dengan apa yg saya tulis, namun saya juga gak bisa membenarkan perkataan orang yg gak sesuai dengan jalan pikiran saya.

intinya.. saya kembalikan kepada individu masing2 dalam memahami Agama dan Tuhan.

karena saya yakin, Insya Allah seyakin-yakinnya dengan kebenaram yg ada di Agama Saya (ISLAM).

Untukmu Agamamu dan Untuku Agamaku.

Nonasunda mengatakan...

mas, kenapa tidak menecritakan.. apa yang menyebabkan sang penulis di KA tersebut memilih menjadi atheis?

ROe Salampessy mengatakan...

euis maharani::
karena si atheis tidak menjelaskan buat saya apa alasan mendasarnya, dia cuma bilang ini pilihan hidup. Dia merasa kehilangan keyakinan akan ada'nya Tuhan. saat itu saya tak begitu banyak nanya. Si atheis tampaknya seorang pendebat yang tdk mau kalah, saya memilih menghindari berdebat saat itu. Dia cuma nanya ke saya waktu itu "apa agama Tuhan.?? jawab saya "Tuhan tidak beragama". penjelasan saya ke dia kurang lebihnya sama seperti isi postingan ini.

Narasi Alternatif mengatakan...

Sepakat, Tuhan memang tidak beragama, sebagai Muslim kita mesti mengedepankan nilai ketimbang simbol yang berpacu pada keadilan. Karena Tuhan sendiri tidak ber-Agama maka mengapa kita memandang sinis mereka yang beda agama? Tidakkah cukup teguran Allah kepada Nabi yang hampir melakukan diskriminatif hukum dalam peristiwa pencurian baju besi?

Karena Tuhan tidak ber-Agama, selayaknya Islam yang merupakan rahmat li-al-'alamin benar2 menjadi khalifah yang mengemban tugas mulia. Perangkok atas nama Tuhan? Aneh Bukan? Keren mas, postingannya sangat edukatif dan terasa ruhnya.