:: AKU MUNDUR ::
kita bisa memesan bir, namun kita tak bisa memesan takdir..!
(agus noor mengomentari novel 1 perempuan 14 laki-laki karya djenar maesa ayu)
(agus noor mengomentari novel 1 perempuan 14 laki-laki karya djenar maesa ayu)
::Penghujung september::
Ini bukan tentang jalan yang akan kulewati nanti, Bukan! Tapi ini tentang ketiadaan'ku, tentang aku yang barangkali saja tak akan menjadi bagian dari peristiwa-peristiwa yang akan kau lalui nanti. Inipun bukan tentang kepergian'ku, apalagi tentang menghilang'ku, bukan itu! Tapi ini tentang mundur'ku! Ya, ini tentang mundur'ku, kata yang barangkali lebih tepat untuk mendeskripsikan keputusan'ku ini.
Aku mundur, menarik kembali langkah kaki yang sudah terlanjur melangkah, bukan karena ingin pergi, atau berbalik arah, bukan karena itu! Jujur saja, mundur'ku ini karena kulihat ditempatmu berdiri seperti ada sinyal-sinyal abstrak yang cenderung destruktif yang bisa membahayakan eksistensi kita nanti.
Mundur'ku bukan karena takut atau lari dari realita, bukan itu! Sebenarnya mundur'ku hanya selangkah, bahkan tak beranjak dari tempatku berdiri disini. Aku masih melihatmu, masih melihat peristiwa-peristiwa yang kau alami, peristiwa-peristiwa yang tak ada hadirku lagi. Aku bahkan masih melihatmu menyantap makanan kesukaan'mu, walau kau tak lagi mencicipi minuman kesukaan'ku. Aku masih disini dengan mundur'ku yang hanya selangkah ini, menatapmu lekat, memperhatikan kesendirianmu dengan sinyal-sinyal abstrak itu. Aku masih disini, mundur'ku tak jauh dari tempatmu, aku bahkan masih melihatmu memainkan piano ditepi pantai dengan jejak-jejak kaki'ku dipasir putih itu yang belum juga tersapu ombak. Aku masih disini, masih melihatmu dengan sisa-sisa debar'ku yang belum juga mereda.
Mundur'ku seperti gerimis yang tak mau reda - yang masih setia menyabda hamparan tanah dengan rerintikannya dipenghujung senja! Mundur'ku mungkin juga seperti september yang masih ragu menyambut oktober. Seperti itu'lah barangkali kudeskripsikan mundur'ku, mundur yang masih menyisakan ragu dan harapan tentunya! Entahlah, dibalik sisa-sisa harapan itu, aku hanya ingin mundur dan memberikan ruang buat dirimu bereksistensi sendiri dan menemukan makna dari "pertemuan" kita beberapa waktu lalu.
"Maafkan aku"... karena takdir tak bisa dipesan seperti kita memesan bir...! Selamat tinggal september, rinai hujan'mu yang ceria itu akan selalu terkenang sepanjang oktober nanti. Semoga...!!! (ROe)
"Maafkan aku"... karena takdir tak bisa dipesan seperti kita memesan bir...! Selamat tinggal september, rinai hujan'mu yang ceria itu akan selalu terkenang sepanjang oktober nanti. Semoga...!!! (ROe)
:: Selamat datang oktober ::