"jalan cinta..."
:Roe Salampessy:
"Engkau akan bersama orang yang engkau Cintai di akhirat kelak" (Muhammad SAW).
:Roe Salampessy:
"Engkau akan bersama orang yang engkau Cintai di akhirat kelak" (Muhammad SAW).
Ihdinas Siratal Mustaqim, tunjukilah kami jalan yang lurus! Salah satu ayat Al'Quran di surat Al'Fatihah ini memang luar biasa. Saya tidak sedang mau menafsirkan ayat ini, selain tidak mempunyai kapasitas sebagai seorang penafsir kitab suci, saya juga masih terlalu awam barangkali sebagai penafsir teks suci ini, saya memilih mengikuti tafsiran para penafsir yang memang sudah teruji keilmuannya semisal Ibnu Katsir atau Quraish shihab. Jadi catatan saya berikut bukan sebuah penafsiran, hanya semacam renungan ringan untuk memahami teks suci ini sesuai cara berpikir saya yang barangkali saja masih jauh dari kebenaran. Tapi sebagai umat Muhammad yang sedang berproses menjadi, menjadi dan menjadi hamba yang bertakwa tidak salahnya kita mencoba memahami pesan suci ini dengan persepsi sederhana yang kita punyai.
"Jalan lurus" buat saya seperti jalan cinta, jalannya para pecinta Tauhid, jalan yang telah digariskan dari langit, jalan ini adalah jalan yang ditempuh para Anbiya. Jalan yang pernah dilalui Nuh As ketika membongkar praktik kejumudan dizamannya, jalan yang akhirnya memisahkan sang Nabi dengan anak kandungnya sendiri. Jalan inipun pernah di lewati Ibrahim As, jalan cinta yang membuatnya dibakar hidup-hidup karena menolak praktik paganisme saat itu, jalan yang samapun dilewati anaknya Ismail As ketika dengan ikhlas menerima perintah Allah untuk menyembelihnya hidup-hidup. Jalan cinta ini dilewati juga oleh Luth As ketika berusaha menghentikan praktik homoseksual umatnya kala itu.
Jalan ini adalah jalan lurus yang dihamparkan Tuhan buat manusia-manusia terbaik sampai hari kiamat kelak, "jalan cinta" yang membentang antara langit dan bumi, jalannya para pencinta Tauhid. Jalan yang pernah dilewati Musa As untuk melawan arogansi Fir'aun yang tiran. Jalan yang juga dilewati Isa As dan ibundanya Maryam As untuk menyebarkan "kasih" kepada bani israil, jalan cinta yang mengakibatkan sang Nabi difitnah dan dikejar-kejar tentara Romawi kala itu.
Jalan cinta itu adalah jalan Revolusi ke-tauhid-an yang puncaknya dikobarkan revolusioner sejati Muhammad SAW dijazirah Arabia 14 abad yang lalu, jalan cinta sang Rasul yang namanya harum dilangit dan dibumi, jalan cinta yang berhasil merombak praktik paganisme Arab, primordialisme dan nasionalisme sempit saat itu. Dengan jalan "cinta", beliau merevolusi semua persoalan, dari politik, sosial, pendidikan, ekonomi sampai perbaikan akhlak. Jalan cinta yang jejaknya telah tertulis dengan tinta emas dalam panggung sejarah kemanusiaan. Bahkan seorang penulis barat sekelas "Michael H Hart" dengan jujur menempatkan Beliau sebagai tokoh pertama yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia mengalahkan Budha, Newton, Karl Max, ataupun Colombus dalam bukunya yang paling terkenal itu.
Saya pribadi bahkan melihat Beliau Rasulullah itu seperti perpaduan semua Nabi. Kesabaran Ayub As, kepandaian Ibrahim As, kegigihan Musa As, ketabahan Isa As, pesonanya Yusuf as, kewibawaan Sulaiman As, dan lain sebagainya seperti termanifestasikan dalam diri beliau. Beliau adalah manifestasi "cinta" dalam makna yang sebenarnya.
Semua jalan cinta yang dilalui para pendahulunya adalah rute langit yang mengestafet dari Nabi ke Nabi yang mencapai klimaksnya dipundak beliau sebagai Nabi akhir zaman, lalu mengestafet lagi ke sahabat-sahabatnya, para tabi'in dan akhirnya jalan itu sampai juga di zaman kita sekarang. Inilah jalan "cinta Rasulullah", jalan yang beliau jejakkan kepada umat akhir zaman lewat para sahabat-sahabatnya saat itu.
Jalan Cinta yang membuat seorang Abu bakar dan Umar bin khatab harus dijauhi kaum kerabatnya, Ustman Bin Affan yang kaya raya itu harus setara dengan seorang budak seperti Bilal dalam ikatan ukhuwah. Jalan cinta yang dilewati Hamzah, Abdurahman Bin Auf, Khalid Bin Walid, Ali Bin Abi Thalib, dan sahabat lainnya yang berusaha menjemput jihad disetiap medan perang. Inilah Jalan cinta Amir Ibn Fahirah yang ketika syahid konon dikuburkan oleh malaikat, seperti juga jalan cinta Uwais Al Qarni yang namanya terkenal dilangit - yang menurut cerita rela berjalan kaki 400 Km dari Yaman ke Madinah hanya ingin bertemu Rasulullah. Atau jalan cinta seorang Sahabat Rasul yang sewaktu meninggal konon Arsy Allah berguncang karena sahidnya. Inilah jalan cinta para pencinta Tauhid, jalan cinta yang ditempuh pejuang-pejuang Badar dan Uhud, jalannya Kaum Muhajirin dan kaum Anshar sewaktu di Madinah. Jalannya wanita-wanita mukmin yang membantu penyebaran risalah "cinta" ini, ini adalah jalan "cinta" Khadijah, Aisyah, Fatimah Az Zahra, dan wanita-wanita mukmin lainnya.
Jalan cinta ini bukanlah jalan cinta yang ditempuh para pengagum Marx, Lenin, Darwin, atau Freud. Ini pula bukan jalan yang diperjuangkan Che Guevara dibelantara hutan Bolivia sana, juga bukan jalan cinta yang dilewati Hitler, Mao Tse Tsung, atau George Bush. Jalan cinta ini adalah jalan yang lurus, jalan yang pernah dihidupkan Imam Syafi'i, Malik, Hambali, dan Khanafi. Ini jalannya Ibnu Thaimyiah, Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab, Jamaludin Al'Afghani, Sayyid Qutub, Muhammad Qutub, Hasan Al Bana, dan pejuang2 Islam lainnya. Ini juga Jalan cinta dari Sunan gunung jati, Kalijaga, Ampel, Muria, dan lain sebagianya yang berhasil menanamkan benih Tauhid di Nusantara. Inilah jalan cinta yang Revolusioner dalam makna yang sebenarnya. Jalan "cinta" itu adalah "ISLAM".
Mari merenung sejenak tentang jalan "cinta" ini, jalan yang harus Kita lewati nanti, jalannya para pejuang dan pencinta Tauhid, bukan jalan cinta Fir'aun, Namrud dan Abu Lahab dimasa lampau atau jalannya para Marxisme yang Komunis, Darwinisme, Kapitalisme, Liberalisme dan Sekularisme dimasa sekarang!
Maukah kita berjuang demi Marx dengan teori Komunisnya? Lalu membela Charles Darwin dengan teori Evolusinya? Atau mungkin mau mengikuti jejak cinta Nietzsche yang Atheis dengan ikut-ikutan membunuh tuhan? atau maukah kita berjuang demi "cinta" Kapitalisme yang diperjuangkan Barack Obama di Amerika sana? Maukah kita berjuang dengan perjuangan yang sia-sia untuk jalan "cinta" yang semu itu? Renungkanlah.....!!!
Jalan Cinta yang membuat seorang Abu bakar dan Umar bin khatab harus dijauhi kaum kerabatnya, Ustman Bin Affan yang kaya raya itu harus setara dengan seorang budak seperti Bilal dalam ikatan ukhuwah. Jalan cinta yang dilewati Hamzah, Abdurahman Bin Auf, Khalid Bin Walid, Ali Bin Abi Thalib, dan sahabat lainnya yang berusaha menjemput jihad disetiap medan perang. Inilah Jalan cinta Amir Ibn Fahirah yang ketika syahid konon dikuburkan oleh malaikat, seperti juga jalan cinta Uwais Al Qarni yang namanya terkenal dilangit - yang menurut cerita rela berjalan kaki 400 Km dari Yaman ke Madinah hanya ingin bertemu Rasulullah. Atau jalan cinta seorang Sahabat Rasul yang sewaktu meninggal konon Arsy Allah berguncang karena sahidnya. Inilah jalan cinta para pencinta Tauhid, jalan cinta yang ditempuh pejuang-pejuang Badar dan Uhud, jalannya Kaum Muhajirin dan kaum Anshar sewaktu di Madinah. Jalannya wanita-wanita mukmin yang membantu penyebaran risalah "cinta" ini, ini adalah jalan "cinta" Khadijah, Aisyah, Fatimah Az Zahra, dan wanita-wanita mukmin lainnya.
Jalan cinta ini bukanlah jalan cinta yang ditempuh para pengagum Marx, Lenin, Darwin, atau Freud. Ini pula bukan jalan yang diperjuangkan Che Guevara dibelantara hutan Bolivia sana, juga bukan jalan cinta yang dilewati Hitler, Mao Tse Tsung, atau George Bush. Jalan cinta ini adalah jalan yang lurus, jalan yang pernah dihidupkan Imam Syafi'i, Malik, Hambali, dan Khanafi. Ini jalannya Ibnu Thaimyiah, Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab, Jamaludin Al'Afghani, Sayyid Qutub, Muhammad Qutub, Hasan Al Bana, dan pejuang2 Islam lainnya. Ini juga Jalan cinta dari Sunan gunung jati, Kalijaga, Ampel, Muria, dan lain sebagianya yang berhasil menanamkan benih Tauhid di Nusantara. Inilah jalan cinta yang Revolusioner dalam makna yang sebenarnya. Jalan "cinta" itu adalah "ISLAM".
Mari merenung sejenak tentang jalan "cinta" ini, jalan yang harus Kita lewati nanti, jalannya para pejuang dan pencinta Tauhid, bukan jalan cinta Fir'aun, Namrud dan Abu Lahab dimasa lampau atau jalannya para Marxisme yang Komunis, Darwinisme, Kapitalisme, Liberalisme dan Sekularisme dimasa sekarang!
Maukah kita berjuang demi Marx dengan teori Komunisnya? Lalu membela Charles Darwin dengan teori Evolusinya? Atau mungkin mau mengikuti jejak cinta Nietzsche yang Atheis dengan ikut-ikutan membunuh tuhan? atau maukah kita berjuang demi "cinta" Kapitalisme yang diperjuangkan Barack Obama di Amerika sana? Maukah kita berjuang dengan perjuangan yang sia-sia untuk jalan "cinta" yang semu itu? Renungkanlah.....!!!
Rasulullah pernah bersabda "Engkau akan bersama orang yang engkau Cintai di Akhirat". So, pilihalah "jalan Cintamu". Jalan cinta para Anbiya, Rasulullah, Sahabat, Tabi'in, dan kaum Mukmin lainnya? ataukah "jalan cinta" yang dilewati Fir'aun, Marx, Darwin, Che Guevara, Nietzsche, Obama dan kaum kufar lainnya?
Silahkan pilih jalan 'Cinta'mu.....!!!!!!!
---------------------------------------------------------------------------------
::AWARDS::

Alhamdulillah, sejak kedatangan kembali saya ke dunia perbloggeran.. halah..! Dalam Ramadhan ini saya kembali di kasih award sama salah satu sahabat baru saya INSAN ROBBANI, pemilik situs "Mengenal Islam Secara Kaffah".
Tak banyak yang bisa saya ucapkan selain ucapan terima kasih untuk awards ini, semoga dengan awards ini kita bisa mengikat tali ukhuwah lebih erat lagi demi jalan "CINTA" jalan dakwah yang sudah mengestafet dari dulu hingga kita sekarang.
Akhirul kata, maju terus Blogger Indonesia..!