-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semua Tulisan yang kurang bagus ini hanyalah sebuah proses belajar untuk memahami realita diriku dan dunia luar. Selamat menyelam dalamnya lautan ideku dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang bisa saja objektif dan bisa pula subjektif. Kebenaran hanyalah Milik Allah Subhana Wa Ta'ala semata. Semoga tulisan-tulisan dalam blog ini Bermanfaat bagi kita semua. aamiin
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

R E N U N G A N

14 Oktober, 2007

MAKRIFATULLAH
(mengenal Allah lewat sebuah persepsi)
#Roe Salampessy


(Tulisan ini terinspirasi ketika penulis berdialog dengan seseorang yang katanya telah mencapai tingkatan Ma'rifat dalam kehidupan agamanya, padahal perilaku ataupun kesehariannya sungguh membuat penulis terheran-heran. Dia tidak pernah melaksanakan kewajiban Shalat lima waktu, dan katanya dia memiliki ilmu kekebalan tubuh dan ilmu-ilmu lainnya. Saya hanya diam mendengar penjelasannya tentang Makrifat (mengenal Allah) dengan persepsi dia sebagai seorang Muslim berhaluan adatisme)

''Ya Allah apabila cara mengenalMU (bermakrifat) seperti ini, sungguh hina sekali AgamaMU dilecehkan, sungguh tahayul sekali perintah-perintahMU dan sungguh tidak rasional sekali keagunganMU... Ya Allah bila cara mengenalMU hanya lewat bimbingan Al'Qura'an, maka perkuatlah agamaMU dengan orang-orang yang berpikir) "Doa'ku"

Dari asal katanya Makrifatullah berarti mengenal Allah. Makrifat kepada Allah merupakan Hal yang sangat mendasar dan harus diketahui oleh setiap muslim, kebenaran persepsi tentang siapa Allah (sebagai Tuhan) akan menuntun seseorang kepada kebenaran penghambaan dan permohonan kepada Tuhannya. Orang yang mengenal Allah dengan benar tentu akan sangat berbeda sikapnya dengan orang yang yang tidak paham terhadap Allah. Karena Mengenal Allah dengan baik dan benar merupakan sumber kebaikan dan rahmat.

Saya sering melihat dan mendengar persepsi yang salah dalam masyarakat kita tentang siapa Allah (sebagai Tuhan). Ada yang mempersepsikan Tuhan seperti halnya mahkluk-Nya sehingga diberi makan lewat sesajen, atau melakukan ritual keselamatan dengan menggunakan tumbal, hingga pengultusan seseorang dalam hal sifat Illahiah (memberi rezeki, memberi keselamatan,dll). Karena minimnya pengetahuan mereka tentang Allah (Sebagai Tuhan) ini, sehingga lahirlah budaya-budaya ataupun tradisi-tradisi aneh dalam mempersepsikan siapa Tuhan mereka. Ketidakpahamahan tentang siapa Allah (sebagai Tuhan) adalah akibat adanya kesalahan dalam mengenal siapa itu Allah. Kalau semua orang bebas berkehendak dalam bentuk pengenalan terhadap Allah, akan sangat beragam pula pengetahuan orang tentang Allah tergantung kemauan dan keinginan masing-masing.

Kesalahan persepsi ini biasanya dikarenakan sumber informasi yang salah, padahal sumber yang benar untuk mengetahui siapa Allah hanyalah lewat informasi yang diberikan Allah kepada kita; dari Kitab-Nya lewat Rasul-Nya, dan tidak ada informasi apapun selain Kitab-Nya yang bisa dijadikan rujukan untuk mengenal-Nya. Jika kita mempersepsikan sesuatu sesuai dengan persepsi kita, tentu tidak akan menemukan pada siapa sebenarnya objek yang kita sebut tadi. Kita akan mengerti betul objek itu kalau ada informasi yang berasal dari objek tersebut. Cobalah buka Al Qur'an dan carilah informasi-informasi tersebut. Sebagai contoh, dalam Surah Al fatihah Allah menyebut diriNya Rabb, sedangakan dalam surah An Naas, Allah menyebut diriNya Malik dan Ilah.

Dengan memahami Allah sebagai Rabb, Allah sebagai Malik dan Allah sebagai Ilah, kita akan mengerti siapa sesungguhnya Allah! Bila kita sudah memahami siapa Allah dengan benar, tidak akan ada keberatan bagi kita untuk tunduk pada perintah-Nya, patuh kepada-Nya dengan pengabdian dan penghambaan total kepada-Nya. Salah satu contoh ; Allah memerintahkan Shalat lima waktu - dengan gerakan seperti yang diajarkan oleh Rasul-Nya. Tentu kita harus mengikuti perintah itu secara total tanpa harus mencari persepsi-persepsi yang lain, misalkan dengan persepsi yang aneh tentang kemungkinan tidak perlu dilakukannya shalat dengan gerakan-gerakan tersebut, hanya cukup dengan duduk-duduk saja karena sudah mencapai tingkatan makrifat (mengenal rahasia Allah). Bukankah dengan mencoba metode lain sama seperti pembangkangan terhadap perintah-Nya dan pelecehan terhadap apa yang dianjurkan-Nya. Seharusnya bila kita telah mengenal Allah, maka perintah dan larangan-Nya, serta hukum-hukum-Nya harus kita Patuhi dan taat secara totalitas.

Allah SWT mengutus Rasul-Nya untuk menyampaikan sebuah Risalah dari-Nya. Metode yang dipakai untuk mengenal Allah tentulah harus mengikuti Rasul-nya. Menurut hemat saya, metode berbeda yang dipakai untuk mengenal Allah oleh seseorang yang saya ajak berdialog tersebut sungguh bertentangan dengan akal sehat saya sebagai seorang hamba Allah yang berpikir. Ditengah kemajuan Zaman dengan teknologi yang begitu canggih, saya sungguh terheran-heran ada persepsi yang sesempit itu, memposisikan Islam seolah-olah Agama Islam adalah sekumpulan ajaran Khurafat, ajaran Mistik, dan ajaran Takhayul. Persepsi seperti itu sama artinya dengan memudahkan musuh-musuh Islam untuk mengobrak-abrik ajaran suci ini (ISLAM). Coba bayangkan, bila semua Negeri Islam di dunia ini mempersepsikan Islam dan Allah seperti ini, apa jadinya dunia Islam nanti, Kehancuran Islam tinggal menunggu waktu diinjak-injak oleh kebodohan dan kekufuran umatnya sendiri. Atau jangan-jangan dunia Islam telah hancur?

Masih banyak hal yang perlu ditela'ah dalam memahami persolan Makrifat ini. Banyak cara yang dilakukan oleh pencari-pencari kebenaran, ada yang memutus kehidupannya dengan dunia, berkelana kesana-kemari, hingga membaca buku-buku yang ditulis oleh tokoh-tokoh pendahulu yang katanya telah mengenal Allah dengan metodenya. Terlepas dari benar tidaknya tindakan tersebut, bagi saya hal itu sah-sah saja sepanjang dia tetap menggunakan akalnya dalam mencari proses kebenaran tersebut. Tapi seperti apa yang saya sampaikan diatas, sebaiknya carilah kebenaran untuk bermakrifat (mengenal Allah) lewat Al'Quran sebagai satu-satunya sumber. Satu contoh yang sering Allah informasikan lewat Al Qur'an adalah renungilah penciptaan langit dan bumi, serta perhatikanlah pergantian siang dan malam, atau perhatikanlah dirimu sendiri (manusia), sesungguhnya disitu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berpikir. Allah sengaja menyampaikan keberadaan-Nya lewat tanda-tanda kekuasaa-Nya. Disitulah kita dituntut untuk berpikir dengan kebesara-Nya dan kemudian merasakan kehadiran Allah dalam setiap aktifitas kehidupan kita.

Akhirnya, penulis dengan segala keterbatasan Ilmu hanya mampu mengenal Allah dengan persepsi yang demikian. Buat penulis, Allah adalah Penguasa Semesta Alam (Rabbilalamin), Rajannya Manusia (Malikinaas), dan Tuhannya Manusia (Ilahinaas). Dan hanya kepada Allah lah penulis meminta pertolongan, rezeki, dan bersyukur atas nikmat Islam yang telah diberikan. Dan buat siapa saja yang membaca tulisan ini kiranya dapat memberi masukan untuk kesempurnaan Iman dan Islam penulis. Wallahualam bishawab. (ROE)


7 KOMENTAR:

Unknown mengatakan...

tulisan yg biasa saja bagi orang2 yg terbuka atas kebenaran & rindu akan kebenaran...namun sebuah sentakan &kejutan eksistensial bagi mereka yg menutup diri dari cahaya kebenaran, mereka yg membekukan rasionalitasnya ... kebenaran dengan hurup 'k' kecil bisa banyak & mudah dimanipulasi berdasarkan kemampuan manusiawi, namun kebenaran 'K' hurup besar hanyalah pancaran hidayah dari pemilik
Kebenaran itu, Allah Swt, bukan
dari tokoh2 mitologis ...keep spirit abang...!!! Ucan

Unknown mengatakan...

renaissance muncul di eropa sebagai titik balik kejumudan the dark age yg menyelimuti eropa, akibat dogmatisme gereja yg menumpulkan rasionalitas. alhasil, muncul aufklarung & revolusi peradaban... islam bangkit sebagai kekuatan raksasa peradaban baru yg menyeimbangkan kekuatan akal & kalbu di bawah panji2 Rasulullah Saw... kebenaran dlm wahyu memeiliki relevansi & legitimasi rasio... islam agama yg masuk akal. tahayul, bid'ah, khurafat adalah bakteri2 akidah, itu jelas..! berislam haruslah lewat ilmu. tanpa ilmu, berislam hanyalah raba2 & spekulatif. makanya harus kembali kepada syariat Allah swt yg dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Tentu Syariat bukanlah fiqih doang. Kesalahan berpikir kalau menempatkan syariat vis a vis ma'rifat. Terlalu mekanistik & reduksi besar. Sebuah term analogi yg dikuatkan menjadi oposisi biner... beta sepakat deng abang...!

Unknown mengatakan...

ma'rifat atau ma'rifatullah adalah salah satu disiplin pengetahuan tradisional yg dikodifikasi dan dikembangkan oleh para sarjana tasawuf klasik maupun oleh ahli mistisisme islam, yg berkembang jauh setelah Rasulullah Saw wafat. Masa Rasulullah belum dikenal ajaran ma'rifat secara formal dengan aliran2 tarekatnya yg bervariasi itu. Sementara ada anggapan bahwa ma'rifat adalah endemik dan khas (khusus, terbatas) hanya di jazirah hatuhaha. ini adalah sebuah kekeliruan persepsi. ma'rifat adalah mutiara ilmu yg tersebar di hampir setiap tempat komunitas muslim di seluruh dunia... bukan hanya di hatuhaha. ma'rifat adalah bunga rampai pengetahuan muslim seluruh dunia, dia bukan muncul secara misteri di hatuhaha, namun punya genealogi sosio-historis.. makanya buat yg mengaku ber'ma'rifat', silakan membuka diri, melihat2 literatur keislaman yg banyak2... marilah katong samua belajar sama2, membuka diri terhadap dunia muslim yg lebih luas, terutama sekali adalah mempelajari sumber ajaran kita, AL Qur'an al kariim, membaca, mempelajari arti dan maknanya & yg penting adalah mengamalkan... Amal itu banyak. Amal adalah istilah Arab yg boleh jd amal baik, boleh jd amal buruk. Kuncinya, back to Al Qur'an dan al Hadits sahih.

Unknown mengatakan...

assalamu'alaikum
bismillahirrahmaanirrahiiim,,
*ikut koment hee

setuju,, yaa ma'rifatulloh memang bukan hanya sekedar renungan tapi itu adalah sebuah landasan kita untuk menjalani hidup yang amat singkat ini,, tujuan manusia di ciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya, memang sangat di sayang kan di zaman yang sudah serba canggih bin modern ini, banyak sekali para ilmuwan tapi tentang "ma'rifatulloh" nya nol besar, terkadang suka membuat pernyataan sendiri dengan landasan bukan dari Al-Qur'an *astaghfirulloh
padahal potensi yang sdh Alloh kasih begitu banyak maka manfaatkaanlah dengan sebaik mungkin
raihlah ridho-Nya, karna ketika kita sudah mendapatkan ridho-Nya, surga rindu akan kedatangan kita *amin ya rabb
maaf bukannya ingin so benar, apalagi ingin di anggap paling benar (naudzubillah)
kekurangan pasti datangnya dari saya dan kesempurnaan hanyalah milik Alloh semata
laa illaahaillalloh muhammadarosululloh

teruslah berkarya
*apalagi berkarya untuk islam :)

semoga berhasil, salam sukses !!

*terimaksih atas perhatiannya
wassalamu'alaikum :)

nb : oya sekedar masukkan, silahkan di baca dan renungkanlah makna dari Qs. 9:20
insyaAlloh bermanfaat ;)

ROe Salampessy mengatakan...

wa'alaikumsalam sayasa raissa.
terima kasih untuk komentarnya, semoga Allah meridhoi kita semua amin.

silahkan di baca dan renungkanlah makna dari Qs. 9:20 insyaAlloh bermanfaat ;).
insyaAllah saya baca surah itu. makasih sudah saling mengingatkan demi ukhuwah tentunya.

salam.

Budhi Insan mengatakan...

tidak dipungkiri, makin banyak orang mendiskripsikan arti makrifatullah sebatas apa yang dia pahami, terutama dikalangan ahlul bathin, asalkan sdh belajar tasawuf mereka dengan lantang memproklamirkan dirinya sbg orang yang sdh makrifatullah, padahal untuk menjadi orang yang makrifatullah tidak sesederhana itu, banyak tahapan2 yang harus dilalui, dari sisi ibadahnya harus lebih baik, akidahnya harus lurus dari sisi akhlak dan muamalahnya harus sdh teruji, orang yang makrifatullah harus mengetahui apa yang diinginkan Allah, mengetahui apa yang dibenci Allah, mencintai karena Allah bencipun karena Allah dan sebagainya, karena pemahaman yang salah thdp makna makrifatullah dampaknya adalah banyaknya bermunculan orang yang mengaku dirinya sbg nabi baru setelah Rasulullah.
naudzubilahmindzalik semoga kita terhindar dari pola pikir yang salah dan semoga Allah senantiasa membimbing kita kepada jalan yang lurus seperti yang diajarkan Rasulullah serta memegang teguh Al Qur'an dan As-sunnah

saya suka tulisan antum, sebuah potret kehidupan masyarakat Islam yang terjadi diakhir jaman.

ROe Salampessy mengatakan...

akhi insan rabbani:
saya sepakat sekali dengan pemikiran antum juga yang menyebut bahwa ahlul batin yang katanya telah mencapai tingkatan ma'rifat itu banyak melakukan kesalahan presepsi, saya yakin presepsi mereka tidak bersumber sama sekali dari Al'Quran sebagai sumber informasi yang benar. banyak diantara mereka yang katanya mendapat ilham atau sejenisnya dari mimpi2 dan dari ucapan2 yang tak berdalil dari tokoh2 mereka yg sudah wafat. (naudzubillah).. akidah tak diambil dari alquran tapi dari sumber yang tak jelas ujung pangkalnya.
saya tak mengakui suci atau sempurna, tapi sekedar prihatin dengan fenomena tassawuf yang tampaknya semakin menginjak2 ajaran suci ini dengan bid'ah, tahayul, kurafat, dll.
pada prinsipnya saya memang kurang sepaham dengan cara mereka bermarifat, terkesan mereka bermarifat untuk hanya untuk cari ilmu kesaktian dll.

seperti yang dikatakan komentator pertama, BACK TO ALQURAN dan ALHADITS. semoga kita bisa melanjutkan estafet ke-tauhid-an yang sudah sambung menyambung dari rasulullah, sahabat, tabi'in sampe generasi2 sekarang yang mengikuti sunah nabi.

akhirnya, saya secara pribadi mengucapkan banyak terima kasih untuk kunjungan dan komentarnya akhi. semoga Allah selalu menuntun kita pada jalan yang lurus.

amin..!

salam ukhuwah.