-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semua Tulisan yang kurang bagus ini hanyalah sebuah proses belajar untuk memahami realita diriku dan dunia luar. Selamat menyelam dalamnya lautan ideku dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang bisa saja objektif dan bisa pula subjektif. Kebenaran hanyalah Milik Allah Subhana Wa Ta'ala semata. Semoga tulisan-tulisan dalam blog ini Bermanfaat bagi kita semua. aamiin
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KOMENTAR

11 November, 2007

Pattimura, Kapitan Seribu Rupiah
(Antara Diskriminasi heroisme dan filosofis Bank Indonesia)
by: Roe salampessy

Siapa sih yang tidak mengenal uang atau duit? Kita semua tentu tahu dan pernah meggunakannya, anak usia balita-pun kadang sudah memahami fungsi uang sebagai alat tukar, untuk membeli permen, coklat dan lain sebagainya. Secara fisik, uang yang lazim kita gunakan adalah berupa selembar kertas dan sekeping logam bulat.

Namun, pernakah kita berfikir! kenapa disetiap lembaran uang kertas atau recehan uang logam selalu dipasang gambar wajah para pahlawan atau tokoh-tokoh sejarah suatu Negara? Dibelahan Negara manapun didunia ini, kita pasti menemukan fenomena tersebut. Di Amerika Serikat Misalnya, hampir sebagian besar uang kertas di Negara tersebut memasang wajah tokoh-tokoh pendiri Negaranya dari George washington, Tommas Jefferson, Jhony Adams, dll.

Di Negara kita, uang lembaran seratus ribu Rupiah (Rp. 100.000) sebagai batas nominal terbesar uang kertas tercetak wajah Tokoh Proklamator bangsa ini; Soekarno dan Hatta, sedangkan di lembaran lima puluh ribu (Rp.50.000) ada wajah I gusti Ngurah Rai dari Bali yang menggantikan wajah mantan Presiden Soeharto beberapa waktu lalu. Di lembaran Rp 20.000 ada Otto Iskandar Dinatta, Rp.10.000 ada Sultan Mahmud Badarudin II, Rp.5000 ada Tuanku Imam Bonjol, dan nominal yang terkecil adalah lembaran uang Rp.1000 ada wajah Kapitan Pattimura, Sang pahlawan dari tanah Maluku.

Disinilah letak Fenomenanya sekaligus mengundang Kontroversial. Bank Indonesia (BI) sebagai Lembaga Tertinggi yang mempunyai Hak Mencetak dan Mengedarkan uang di Negara kita, tentu memiliki alasan kuat dan pendapat tersendiri mengenai pahlawan mana yang dipilih, penempatan urutan pahlawan dalam setiap lembaran uang kertas dari nominal terendah sampai nominal terbesar.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, Filosofis dari Bank Indonesia (BI) yang memilih sebagian pahlawan dan meniadakan pahlawan yang lain dalam mencetak lembaran uang kertas berwajah para Pahlawan atau tokoh-tokoh Nasional. Kenapa Soekarno-Hatta harus dilembaran Rp.100.000, dan Igusti Ngurah Rai di lembaran Rp.50.000, sedangkan Tuanku Imam Bonjol di Rp.5000 lebih rendah dibandingkan Otto Iskandar Dinatta di lembaran Rp.20.000 dan Sultan Mahmud Badaruddin II di lembran Rp.10.000. Mengapa pula Kapitan Pattimura yang dipilih untuk menjadi cover lembaran Rp.1000 yang nominalnya sangat kecil dibandingkan dengan semua Lembaran uang kertas yang ada.

Sebagai Generasi Muda Maluku, tentunya saya bangga dan sedikit heran(?). Bangga Karena Pahlawan dari tanah maluku (Kapitan Pattimura) setidaknya dihargai Heroisme-nya ketika mengusir Penjajah Belanda dari Bumi pertiwi ini. Dan Heran, Kenapa Pahlawan dari tanah Maluku ini cuma dihargai dilembaran uang Rp.1000.? Apakah Kontribusi dan perjuanggannya tidak sehebat Tuanku Imam Bonjol di Lembaran Rp.5000, atau tidak setangguh Sultan Badaruddin II (Rp.10.000), Otto Iskandar Dinatta (Rp.20.000), dan I Gusti Ngurah Rai di lembaran Rp.50.000, ataukah karena Pattimura Hanyalah Pahlawan yang jauh di ujung Timur Nusantara sana, sehingga lembaran Rp.1000 sudahlah cukup dan pas untuk menggambarkan kontribusinya. (??????).

Semua orang tentu memiliki persepsi masing-masing, mungkinkah prioritas yang di pakai BI (Bank Indonesia) untuk menentukan Pahlawan mana yang dipilih menggunakan Analisa ala Michael H. Hart dalam karya Kontroversialnya "Seratus Tokoh Yang paling Berpengaruh di Dunia" dengan menempatkan urutan tokoh sesuai kontribusi dan pengaruhnya dalam mempengaruhi jalannya sejarah dunia, ataukah BI hanya asal cetak dan menentukan siapa pahlawan yang dipilih sesuai keinginannya. Secara Filosofis, kita kembalikan persolaan ini kepada BI selaku Legitimasi pemerintah untuk memproduksi uang kertas maupun uang logam.

Marilah kita berfikir kritis mengenai fenomena ini, secara Matematis 1000 x 100 = 100.000, Kapitan pattimura x 100 = Soekarno-Hatta. Logikanya ; seratus kali kepahlawanan Pattimura sebanding dengan sekali Kontribusi Soekarno Hatta untuk negeri ini, sedangkan Lima puluh kali kegigihan Pattimura mengusir penjajahan Belanda hanya sebanding dengan sekali kontribusi I gusti Ngurah Rai. Begitupun dengan Pahlawan-pahlawan lain-nya yang ada di lembaran Rp.5000, Rp.10.000. dan Rp.20.000, Pattimura memiliki Kontribusi yang kecil sekali bila menggunakan logika matematika ini.

Secara Matematis, Barangkali tidak ada Pemaknaan yang eksistensial, Namun dibalik makna filosofis, terlihat adanya Diskriminasi Heroisme terhadap sebagian Pahlawan Negeri ini.! entahlah.......!

Tulisan ini tidaklah mengajak kita untuk membangun primordialisme atau sentimen kedaerahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun sekedar  mengomentari sebuah fenomena yang ada di sekeliling kita, terkadang ada hal-hal kecil yang luput dari pandangan kita, akan tetapi bisa menjadi persolaan besar ketika hal-hal kecil tersebut tidak diperhatikan.



Negara Kita adalah Negara Besar yang kaya akan keragaman Budaya, suku bangsa dan Agama. Alangkah bijaknya Pemerintah melalaui BI (Bank Indonesia) melihat fenomena kecil ini sebagai sebuah masalah fundamental, karena Keutuhan Bangsa dan Negara sesungguhnya terletak ditangan Daerah-daerah.


Sekedar usulan saja buat BI, mungkin ada baiknya cover wajah Para pahlawan di lembaran uang di negeri ini diganti saja dengan sesuatu yang lebih menggambarkan Ke-Bhineka Tunggal Ika-an Indonesia. (ROe)

12 KOMENTAR:

koekoeh gesang mengatakan...

hmm, gimana kalo uang kertas di negara kita ditempelin cermin ^^! Jd biar ga ada ribut2 siapa yg lbh berhak/tidak untuk terpampang di uang tsb. At least kita bangga sm uang kertas yg kita miliki. Loh kok? Iya, kan soalnya ad gambar pemiliknya disana. hehehe...

JualannyaSaya mengatakan...

mungkin BI gak kepikiran kesitu kali yach ?? jadi gak ada maksud apa2...mungkin cuma satu keinginan BI, yaitu menghargai para pahlawan..

ipam nugroho mengatakan...

Uang 100 rb (yang gambarnya Sukarno Hatta) tidak akan genap 100 rb kalo tidak ada seribu (yg gambarnya Pattimura) so..Sukarno Hatta dpt memproklamirkan kemerdekaan bangsa, tidak akan tercapai kalau tidak ada perjuangan dari ..salah satunya Pattimura, gitu cara berpandangnya bro!

Author mengatakan...

wah.. saya baru ngeh lho... :)
tulisan2nya bagus betul. salam kenal ya ;)

Chy mengatakan...

orang maluku sudah seharusnya bangga karena masih banyak pahlawan lain yng tidak ada gambarnya di uang pecahan berapapun...!!!malah dikalahin sama monyet di uang Rp.500.00-

Anonim mengatakan...

Begini bung Roe, coba anda pikir lagi deh... uang kertas apa yang paling banyak dipegang seluruh orang Indonesia?? Mulai dari anak SD sampai orang tua, dari pengamen jalanan, tukang parkir, abang becak sampai direktur dan pejabat2 pemerintah. Mereka semuanya punya lembaran uang 1000 rupiah lebih banyak dibandingkan lembaran uang 100ribu..... Justru orang Indonesia akan lebih banyak mengenal wajah Pattimura dibandingkan Soekarno dan Hatta...

# Chy
bukan monyet tapi orangutan.

Anonim mengatakan...

wakakak...jangan ribut soal uang oiii....msh banyak nama pahlawan yang tidak kebagian harga...
komentar kawan-kawan sudah cukup untuk mwakili..hehehe...
para pahlawan kita yg belum dapat harga nominal.

febry mengatakan...

Iya ya, gak pernah terpikirkan. Bung Roe ini cerdas, mampu melihat sesuatu yang kita anggap biasa menjadi suatu yang layak dibahas. Salam kenal

Budhi Insan mengatakan...

selalu suka membaca artikel2nya, sangat detail menganalisa fenomena dlm kehidupan, sepertinya saya harus belajar banyak...

ROe Salampessy mengatakan...

terima kasih sahabatku insan robbani, kadang fenomena2 kecil memang luput dr pandangan kita. hehe.. saya juga masih banyak belajar. :)
thanks untuk sumbangsih komentarnya.
salam..

-----------------------

buat komentator yang lainnya, thanks.

Unknown mengatakan...

Apalah arti sebuah kertas? :)

ROe Salampessy mengatakan...

tidak ada arti emang bro bila dibandingin dengan logam. :)

tapi inti tulisan ini bukan terletak pada bahan baku dr uang, tapi siapa yang tercetak di uang itu. :)